Unforgettable

by - 2:33 PM

Winna Efendi
183 Halaman
GagasMedia, 2012 (cetakan pertama)
Rp. 43.000,-

Ini adalah satu kisah dari sang waktu tentang mereka yang menunggu. Cerita seorang perempuan yang bersembunyi di balik halaman buku dan seorang lelaki yang siluetnya membentuk mimpi di liku tidur sang perempuan.

Ditemani krat-krat berisi botol vintage wine yang berdebu, aroma rasa yang menguar dari cairan anggur di dalam gelas, derit kayu di rumah usang, dan lembar kenangan akan masa kecil di dalam ingatan.

Pertemuan pertama telah menyeret keduanya masuk ke pusaran yang tak bisa dikendalikan. Menggugah sesuatu yang telah lama terkubur oleh waktu di dalam diri perempuan itu. Membuat ia kehilangan semua kata yang ia tahu untuk mendefinisikan dan hanya menjelma satu nama: lelaki itu.
Sekali lagi, ini adalah sepotong kisah dari sang waktu tentang menunggu. Kisah mereka yang pernah hidup dalam penantian dan kemudian bertemu cinta.

Aku baca free sample Unforgettable yang berjumlah 31 halaman di Google Play Store dan langsung terhanyut ke dalam ceritanya. Aku sangat ingin tahu apa yang terjadi di halaman 32 dan seterusnya. Lalu aku cari deh buku ini di Pitimoss dan yang sudah aku kasih tau sebelumnya, aku malah dapetin Truth or Dare. Mbak penjaganya sampe bantuin nyari novel ini, bolak-balik cek data di komputer dan menelusuri tiap rak. Aku sempet ‘berhalusinasi’ melihat novel tipis berwarna cokelat ini. Karena tidak juga ditemukan, padahal di computer tertulis satu eksemplar available, aku memutuskan minjem novel lain (yang adalah With You). Saat mengembalikan With You, aku menemukan novel ini agak mencuat di rak, seakan menungguku untuk mengambilnya. Kegirangan, aku ambil, pinjam dan bawa pulang! Now, let’s review it :)

"Cinta. Orang-orang kesulitan mendefinisikannya. Lalu, bagaimana caranya kita mengetahui bahwa rasa itu adalah cinta?" – halaman 61

Sepasang kakak beradik mengelola sebuah kedai wine bernama Muse. Sang kakak, Rangga dan calon istrinya, Lyla, sibuk melayani tamu. Sedangkan adiknya, seorang perempuan, lebih banyak menghabiskan waktu duduk di dekat jendela dan menulis cerita fiksi. Mata sang perempuan bertemu dengan seorang laki-laki yang menyendiri di sudut kedai. Laki-laki itu menghampiri perempuan dan memulai percakapan. Ditemani berbagai macam wine, hal ini berlangsung di malam-malam selanjutnya. Tanpa saling mengenalkan nama, mereka membahas masa lalu dan masa depan. Tidak ada yang berani atau mencoba menanyakan masa kini. Mereka diam-diam takut segala kenyamanan ini akan hilang.

"Bukankah indah, jika kita hidup tanpa mimpi yang muluk-muluk? Tanpa ekspetasi berlebihan yang harus dilampaui? Karen untuk beberapa orang, mimpi adalah membuka mata dan masih mampu melihat hari esok. Mimpi yang terlalu besar berpotensi menjadi destruktif, membuat orang menjadi serakah dan lupa bersyukur." – halaman 76

Seperti yang kutulis di atas, Unforgettable ini mempunyai cerita yang menghanyutkan, sangat menghanyutkan. Ceritanya sederhana, apa adanya, manis, tapi penuh kegetiran. Ditulis dengan gaya bahasa yang mengalir, lagi-lagi sederhana tapi sangat ngena. Gaya itu ngingetin aku sama Remember When dan Melbourne:Rewind, yang aku sebut ‘Winna Efendi banget’. Untuk deskripsi tempat mungkin tidak begitu detail, tapi untuk deskripsi rasa, apalagi perasaan, dapet banget. Penjelasan yang aku suka itu kalau dua tokoh memaparkan setiap jenis wine yang mereka nikmati. Begitu mengugah selera. I really want to taste it! Jalan ceritanya sendiri tidak tertebak. Mungkin karena itulah aku agak terkejut dengan pilihan ending-nya. Tapi Itu aku puas banget sudah nemuin dan namatin novel ini ;D

Keunikan lain dari novel ini, percakapan sang perempuan dan sang laki-laki tidak ditulis dalam tanpa petik (""). Percakapan itu ditulis sebagaimana narasi. Beberapa ada yang dicetak mirip, untuk membedakan siapa yang berbicara. Hal ini belum pernah aku temui sebelumnya. Aku melihatnya sangat menarik dan unik, tapi kadang jadi sedikit ngantuk dan bosan. Untungnya, atau sayangnya, jumlah halaman di novel ini cukup tipis. Jadi kamu nggak bakal sampe ketiduran atau nyerah untuk namatin ceritanya. Lagipula, rahasia nama kedua tokoh utama dibuka di bagian akhir. Jadi, kamu harus baca sampai akhir! ;p

At last, Unforgettable ini unforgettable. Ceritanya begitu manis dan hangat, seakan-akan kamu sedang menikmati segelas wine. Winna Efendi harus sering-sering nulis cerita kayak gini, dalam jumlah halaman yang lebih banyak, hehehe. Recommended! ;D


You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D